Wednesday 14 September 2011

UNTUKMU YANG BERLARI


Kawan ...

Kaulah yang menyadarkanku.

Saat ku membuka mata,

kau mulai berdiri.

Saat ku mulai bangun mengikutimu,

Engkau mulai berjalan.

Saat aku tertatih belajar berjalan,

kau percepat langkah kakimu.

Kau meberiku isyarat untuk tidak berhenti

karena berhenti menjadikan kita tak sampai

Dan kini Kau sudah berlari

cepat sekali larimu

dan tak sanggup lagi kulihat kau di depan sana.

Hanya ingatanku yang masih lekat

bahwa kau pernah membangunkanku, mengajakku berjalan, berlari

karena mereka jauh lebih cepat larinya

karena mereka jauh lebih ringan membawa dirinya

Dan kau katakan pula, jangan ikuti mereka

Tapi, Kawan ...

kini Kau sudah berlari

cepat sekali larimu

dan tak sanggup lagi kulihat kau di depan sana

Aku berharap kan berjumpa kau di sana.

Kawan ....

Aku juga tak ingin berhenti.

Kawan, teruslah tinggalkan jejakmu agar kuikuti

Walau kini tak lagi kulihat kau didepanku,

Aku yakin kau sudah jauh sekali di depan sana.

Dan aku pun akan ke sana.

7 Agustus 2011, SDIT ULIN NUHA Wuryantoro Wonogiri

Entah mengapa, "ujug-ujug" kutuliskan itu di SDIT ini. Sederhana saja. Tadi pagi aku buka FB saya di tag teman dalam note-nya. Langsung kucoment note temanku itu. Belum sempat mengklik tombol "coment", eh... anakku ngajak gojek. Hilanglah sekian yang telah kutulis. Menyesal sekali rasanya. Tapi yang namanya ide, masih tersimpan pula ia di kepalaku. Langsung masuk menunaikan amanah. Belajar bersama anak-anak super ini, sampai hampir kering tenggorokan ini. Mereka tanya ini itu. Luar biasa. Saat anak-anak berlatih. Saya menunggui. Kok yang sayat tulis tadi pagi di HP untuk mencoment temanku itu makin kuat di kepalaku. Jadilah kualirkan di sini.

Sekian banyak dan sekian beragamnya yang terdapat dalam benak ini. Saat bersepeda, saat di kelas, saat menggendong si kecil. Tapi tak juga sesuatu pun yang tertoreh. Karena apa ya... . Apa memang tak juga kubisa menorehkan yang ada dikepalaku ini ke dalam simbol A B C D E ... . Apa aku tak punya bakat tentang begituan. Ah... entahlah.

Padahal kalau ditengok, kawan-kawan yang begitu indah dalam bertutur. Sampai yang beringas dalam menorehkan isi kepalanya. Sama. Makannya nasi putih. Tidurnya merem (yang mungkin mereka tambah ngorok). Uh... snacknya sudah datang. Biar aku bisa terus berjalan. Maka ku akhiri dan tak ngambil snack itu. O..ho..ho.....

Categories:

0 komentar:

Post a Comment

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!