Friday 13 January 2012



A. Pengertian Iman kepada Rasul-Rasul Allah
Kata Rasul berasal dari رَسُوْلٌ yang artinya utusan. Rasul Allah adalah berarti utusan Allah swt. Iman kepada Rasul Allah artinya mempercayai bahwa rasul Allah itu adalah orang yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan ajaran dari Allah yang berupa wahyu kepada umatnya untuk dijadikan pedoman hidup utnuk kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
لَقَدْ مَنَّ اللهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ ءَايَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَّفِي ضَلاَلٍ مُّبِينٍ
Artinya:
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Q. S. Ali Imran: 164)

Bagi setiap muslim wajib mengimani rasul-rasul Allah. Apabila seseorang tidak mengimani adanya Rasul Allah maka iman seseorang itu tidak sempurna. Para rasul itu manusia pilihan Allah, berkualitas tinggi serta berakhlak mulia. Dia diberi wahyu oleh Allah untuk disampaikan kepada umat manusia. Sebagai penuntun jalan yang benar untuk mencapai jalan kebenaran untuk hidup di dunia maupun di akhirat. Sebagai wujud keimanan kepada para rasul adalah mengimani, mengikuti, mematuhim, dan melaksanakan perintahnya serta menjauhi larangannya.
Islam tidak membeda-bedakan rasul-rasul Allah. Kita wajib percaya kepada rasul-rasul Allah tenap membeda-bedakannya karena para Rasul itu memiliki kedudukan yang sama yaitu mengajarkan ketauhidan terhadap Allah swt. sebagaimana Firman Allah dalam Al Quran:
… كُلٌّ ءَامَنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ…
Artinya:
Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, (Mereka mengatakan, kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun dengan yang lain dari rasul-rasul-Nya. (Al Quran Surat Al Baqarah: 285)
B. Para Rasul dan Sifat-sifatnya
Seluruh rasul yang diutus oleh Allah SWT harus diimani oleh umat Islam. Jadi, umat Islam tidak hanya diperintahkan untuk beriman (meyakini) bahwa utusan Allah SWT hanya Nabi Muhammad s.a.w. saja, namun harus meyakini seluruh rasul yang jumlahnya sebanyak 25 rasul.
Rasul-rasul tersebut memiliki sifat yang sangat terpuji dan terhindar dari sifat-sifat tercela. sIfat-sifat terpuji bagi para Rasul Allah disebut sifat wajib Rasul, sedangkan sifat-sifat tercela disebut mustahil ada pada diri para Rasul.
Sifat wajib rasul itu adalah:
1 Siddiq (selalu benar)
2 Amanah (selalu dapat dipercaya)
3 Tablig (selalu menyampaikan wahyu)
4 Fathonah (cerdas)
Para rasul pada intinya adalah bertugas untuk menyampaikan amanah dari Allah untuk menegakkan kebenaran dan menjauhkan manusia dari kebodohan dan kesesatan. Secara rinci tentang fungsi para rasul ini dijelaskan dalam Al Quran berikut ini.
1. Menyerukan kepada tiap umat agar menyembah hanya kepada Allah. (Q. S. Al Nahl: 36)
2. Memberi peringatan yang jelas (Q. S. Al Ahqaf: 9)
3. Menyuruh menyembah kepada Allah agar menjadi takwa (Q. S. Al Mukminun: 32)
4. Membawa berita gemira dan peringatan (Q. S. Al Fath: 8)
5. Menganjurkan kepada manusia agar beriman (Q. S. Ali Imran: 78 - 80)
6. Membacakan ayat-ayat Allah sebelum diturunkan azabnya (Q. S. Al Qashas: 59)
7. Menjelaskan agama dengan terang dan jelas (Q. S. Ibrahim: 4)
8. menceritakan ayat-ayat Allah (Q. S. Al A’raf: 35)
C. Rasul Ulul Azmi
Rasul Ulul Azmi merupakan gelar yang diberikan Allah SWT kepada para rasul yang mempunyai kesabaran luar biasa dalam membimbing, membina, dan mengajak kaumnya untuk taat kepada Allah SWT walupun cobaan dan rintangannya begitu besar. Dengan demikian disamping mempunyai 4 sifat wajib di atas, para rasul yang mendapat gelar ulul azmi juga mempunyai tingkat kesabaran, kegigihan, dan keuletan yang luar biasa. Adapun Firman Allah SWT dalam QS Al Ahqaf ayat 35:
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُوْلُوا الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ
Artinya:
Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul yang telah bersabar.
Para rasul yang mendapat gelar ulul azmi tersebut adalah :
o Nabi Nuh a.s.
o Nabi Ibrahim a.s.
o Nabi Musa a.s.
o Nabi Isa a.s.
o Nabi Muhammad s.a.w
Para rasul Ulul Azmi tersebut dikaruniai mukjizat sebagai tanda kerasulannya serta sebagai wujud pertolongan Allah atas perjuangannya. Mukjizat adalah keadaan atau keajaiban yang luar biasa yang dialammi atau dilakukan oelh para nabi dan rasul atas izin Allah. Akan tetapi mukjizat ini tidak bisa dikendalikan oleh Rasul itu. Mukjizat itu Benar-benar pertolongan dan atas izin Allah, tidak bisa dipelajari. Sebagai contoh Nabi Musa yang memiliki mukjizat tongkat yang dapat membelah lautan. Nabi Musa tidak serta merta setiap saat kalau memukulkan tongkatnya ke laut lantas laut akan terbelah. Kejadian Musa memukulkan tongkatnya ke laut lantas laut terbelah dan bisa dilewati itu hanya ketika diperintahkan Allah untuk memukulkan tongkat itu kelaut saat dikejar-kejar oleh bala tentara Firaun. Sehingga sangat salah kalau orang pada zaman ini kemudian mempelajari mukjizat Allah. Itu jelas penyimpangan dan kesyirikan yang fatal.
D. Beriman kepada Rasul Allah
Iman itu bukan hanya pengakuan di dalam hati. Akan tetapi juga membenarkan dengan lisan dan diwujudkan pula dengan amal perbuatan. Kalau kita sudah mengklaim bahwa kita seorang yang beriman kepada rasul, maka perkataan dan perbuatan kita pun juga harus mencerminkan keimanan kepada Rasul Allah swt. Salah satu bukti bahwa kita beriman kepada rasul adalah dengan:
1. Bertakwa dan bertauhid kepada Allah dengan keimanan yang kokoh
Kalau seseorang beriman kepada Rasul, maka ia pasti dia seorang yang beriman dengan keimanan yang kokoh. Karena setiap rasul mengajarkan ketauhidan, menyembah hanya kepada Allah dengan ketakwaan yang tinggi.
فَأَرْسَلْنَا فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْهُمْ أَنِ اعْبُدُوا اللهَ مَالَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ أَفَلاَ تَتَّقُونَ
Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata): Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Ilah selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertaqwa (kepada-Nya)? (Al Quran Surat Al Mukminun: 32)
2. Taat beribadah kepada Allah swt.
Orang yang beriman kepada Rasul Allah semestinya ia adalah seorang ahli ibadah. Karena memang manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah swt. Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat Adz Zariat: 56.
وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّلِيَعْبُدُونِ
Artinya:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah pada-Ku.
3. Meneladani dalam kehidupan sehari-hari.
Para nabi dan rasul adalah orang-orang mulia pilihan Allah yang memiliki akhlak yang agung. Akhlak yang agung itu patut kita teladani dalam kehidupan kita sehari-hari. Contohnya kegigihan Nabi Nuh, keberanian Nabi Ibrahim, kesabaran Nabi Ayub, ketundukan Nabi Ismail, keuletan, kepahlawanan, kesabaran Nabi Muhammad saw, dan sebagainya harus kita teladani dalam kehidupan kita sehari-hari.
4. Mengikuti dan mematuhi serta melaksanakan perintahnya dan meninggalkan larangannya
Sangat tidak patut bagi seorang yang mengaku beriman kepada rasul tapi perbuatannya bertentangan dengan yang diajarkan oleh rasul. Sebagaimana firman Allah:
…. وَمَآءَاتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَانَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Artinya:
Apa yang diberikan rasul kepadamu, maka terimalah dia dan apa yang dilarang bagimu, maka tinggalkanlah. (Al Quran Surat Al Hasyr: 7)
5. Menghindarkan diri dari ajaran atau paham sesat terkait nabi dan rasul
Sejak wafatnya Rasulullah telah muncul paham dan aliran sesat mengenai nabi dan rasul. Terhadap ajaran dan paham yang menyimpang seperti ini kita harus menghindarinya. Kepercayaan kita akan adanya nabi atau rasul baru setelah wafatnya Rasululllah Muhammad saw penutup para nabi dan rasul, itu akan membawa pada kekafiran.
Contoh paham atau aliran sesat berkaitan dengan nabi dan rasul adalah:
1. Lia Eden di Banten, yang mengaku titisan jibril.
2. Ahmad Musadeq di Bogor yang mengaku mendapat wahyu di Gunung Salak.
3. Isa Bugis yang membawa syariat baru di Sulawesi
4. Ahmadiyah, yang meyakini Nabi Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi baru dengan kitab Tadzkirah.
E. Hikmah Beriman kepada Rasul Allah
Beriman kepada rasul Allah mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan kita. Beberapa fungsi beriman kepada rasul Allah, antara lain:
1. Mendapat rahmat Allah
2. Sebagai perantara mengenal Allah dengan segala sifat kesempurnaan-Nya.
3. Mengajarkan kepada manusia agar dalam hidup dapat selamat dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat
4. Memberikan petunjuk dan suri teladan sehingga akan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Memberi bimbingan kepada manusia agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah swt.
6. Kita dapat membedakan antara yang benar dan yang salah (buruk).
7. Sebagai prioritas untuk mencapai kebenaran yang hakiki karena mendapat petunjuk dari Allah dan menjadi tahu tentang hakikat dirinya sendiri. Sehingga akan bertambah iman kepada Allah dan juga kepada Rasul Allah.
8. Kita mengetahui adanya kehidupan sesudah mati


Pracimantoro,
Haryo Songosongo menunggu rindu
Januari 2012

1 komentar:

Post a Comment

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!