Tuesday 31 July 2012

Hampir semua umat muslim tahun ini kembali dibuat jengah dengan terjadinya perbedaan awal puasa. Pemerintah mengumumkan awal puasa hari Sabtu, sedangkan Muhammadiyah telah mengumumkan jauh hari sebelumnya bahwa awal puasa adalah hari Jumat (sehari sebelum hari awal puasa ketetapan pemerintah). Untung saja umat Islam Indonesia telah "terbiasa" dengan peristiwa seperti ini. Walaupun ada pertikaian kecil atau perdebatan sengit di sana sini, sampai ada gesekan-gesekan antarwarga, namun secara umum bisa dikatakan umat Islam di Indonesia telah terlatih untuk menghadapi perbedaan semacam ini. Setidaknya upaya untuk menutupi beritanya dengan kampanye “menghargai perbedaan” relatif berhasil.
Walaupun terbiasa, meski terlatih, tetapi tetap saja bagi semua pihak, terutama rakyat kecil, jauh berkali lipat lebih indah jika momen penting seperti awal ramadhan, Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha ini bisa kompak seperti yang terjadi di banyak negara Islam tetangga. Apa susahnya mengalah untuk bersatu? Apakah kemudian puasanya atau berhari rayanya menjadi tidak sah jika kita mengikuti salah satu pendapat yang memang (katakanlah) sama kuat? Atau memang karena ego dan keras hati saja yang menghalangi persatuan umat? Gawatnya lagi kalau ternyata perbedaan ini ada sponsornya. Sponsornya adalah pihak yang tidak mau melihat atau merasa terancam jika umat di Indonesia ini bersatu dan kuat. Kita semua tahu bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Tentunya ini sebuah kekuatan tiada terkira jika dikelola dengan baik.
Sponsor itu jeli melihat potensi besar pada umat Islam di Indonesia. Berbagai upaya mereka lakukan untuk menghadang berkembang dan optimalnya potensi itu. Salah satunya adalah menciptakan organisasi masa yang seolah olah berafiliasi pada idealisme Islam akan tetapi organisasi itu justeru membuat ruwet persatuan dan kesatuan umat. Karena mereka seolah-olah mereka menegakkan kebenaran akan tetapi mengesampingkan persatuan umat. Mereka berteriak lantang tentang persatuan umat akan tetapi perilaku, fatwa, manuvernya mengakibatkan perpecahan umat. Kalau dilihat kasat mata mereka adalah golongan yang getol dan Islam banget. Namun efek tak terasa (tetapi sangat besar) yang dihasilkan dari keberadaan mereka adalah rapuhnya ukhuwah.
Kalaupun mereka tidak menciptakan organisasi baru, mereka akan  memanfaatkan salah satu atau beberapa dari banyaknya organisasi yang sudah ada di Indonesia untuk menciptakan isu-isu atau manuver-manuver yang membuat kacau persatuan atau ukhuwah Islam di Indonesia.
Sebagai contoh adalah yang terjadi di India beberapa dekade silam. Umat Islam India terkenal menjadi golongan yang paling berani dan getol menentang penjajah. Si Penjajah sampai mengalami kesulitan untuk mengatasinya. Kemudian akhirnya ditemukan cara oleh Si Penjajah untuk melumpuhkan umat Islam di India ini dengan sangat halus. Penjajah menciptakan sebuah golongan yang dipandang orang lebih Islami, lebih fanatik, fundamentalis, pokoknya Islam banget-lah. Akan tetapi ujung-ujungnya golongan ciptaan penjajah ini mengeluarkan fatwa bahwa umat islam tidak boleh menentang Si Penjajah. Karena sudah banyak yang kesengsem dengan kefanatikan, keislaman golongan ini, maka fatwa itu mujarab dituruti banyak umat Islam di India yang memang sudah banyak yang menjadi pengikut golongan ciptaan penjajah itu. Akhirnya semangat dan perjuanan Umat Islam di India menjadi mudah ditumpas karena kekuatannya berkurang sangat banyak. Dengan demikian, Si Penjajah memenangkan perseteruan dengan umat muslim di sana.
Bisa saja, Indonesia yang memiliki potensi luar biasa besar dari umat Islamnya ini menjadikan iri dan dianggap ancaman dari kekuatan lain. Untuk tujuan mengkerdilkan dan memandulkan potensi besar itu diciptakanlah berbagai isu dan manuver. Untuk melancarkan manuver dan isu itu bisa jadi mereka menciptakan golongan tersendiri atau memanfaatkan golongan yang sudah ada. Dengan demikian mereka sukses memandulkan potensi besar yang dikandung umat Islam di Indonesia. Wallohu 'alam bishawab.

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!