Sunday 27 March 2016

Orang baik itu disukai banyak orang. Akan tetapi orang baik itu belum paripurna menjadi manusia seutuhnya. Sebagaimana yang diperintahkan Sang Pencipta Allah swt. Sebagai manusia yang beriman, kita diperintahkan untukmengajak kepada kebaikan dan ketaatan kepada Allah swt serta mencegah dari suatu keburukan dan keingkaran. Orang yang baik memang disukai banyak orang. Karena ia tidak mengganggu, tidak bermasalah, tidak bikin repot atau rese. Akan tetapi perlu diibaratkan bahwa orang baik itu ibarat air. Sejernih-jernihnya air jika ia diam pasti akan berakibat yang tidak baik. Air menjadi berbau, tidak sehat dan akan berpotensi tercampur kotoran. Oleh karena itu, agar air jernih itu tetap jernih dan sehat maka ia butuh mengalir.

Demikianlah orang baik. Orang baik mungkin disukai banyak orang. Akan tetapi kebaikannya hanya untuk diinya sendiri. Maka ia perlu menalirkan kebaikan itu untuk orang lain yang ada di sekelilingnya. Agar lingkungan di sekitarnya menjadi lebih baik. Ketika orang baik ini mulai mengalirkan kebaikan itu pada lingkungannya, dimulailah suatu babak yang menyulitkan. Mengalirkan kebaikan itu artinya ia mengajak orang lain kepada kebaikan dan ketaatan. Mengajak seseorang pada kebaikan itu namanya dakwah. Sejak ia mengajak dan menyebarkan kebaikan kepada orang lain maka jalan penuh duri mulai dilalui. Tapi itulah tantangan. Itulah sunatullah dakwah. Maka dari itu kemudian dakwah disebut dengan jalan yang penuh onak dan duri. Tidak semua orang mampu dan bertahan di jalan itu. Hanya orang terpilih yang mampu bertahan di jalan penuh duri itu.
Ketika seseorang memulai dakwahnya, maka ia harus bersiap dengan duri-duri yang akan menghadangnya. Cemoohan, pelecehan, permusuhan adalah diantaranya. Banyak orang yang gagal bertahan, tidak istiqamah. Akhirnya mundur teratur. Balik lagi menjadi orang baik yang tidak mengalirkan kebaikan. Padahal dengan rintangan dan halangan itu pahala Allah swt mengalir. Dengan rintangan itu menjadilah seorang baik menjadi pribadi yang kuat. Dengan rintangan itu pula akan dirasakan manisnya ketika meraih kemenangan.
Tidak semua aktivis dakwah yang mampu bertahan. Butuh ketebalan iman dan energi berdakwah yang kokoh. Mereka yang tidak kuat akan kembali menjadi orang baik atau bahkan berubah total seratus delapan puluh derajat menjadi ahli maksiat, naudzubillah. Mereka yang dulu berapi-api kini surut tanpa nyala. Dulunya luar biasa energik dalam berdakwah kini tak tampak batang hidungnya. Jelas, mereka tertinggal oleh kereta dakwah. Namun yang patut diingat bahwa dakwah tidak butuh orang-orang seperti itu. Kereta Dakwah akan tetap berjalan dengan atau tanpa kita. Kita akan tertinggal kereta itu atau akan tetap di dalamnya. Hidup adalah pilihan. Menjadi orang baik atau tidak baik. Mendakwahkan atau diam. Bertahan atau mundur. Keputusan ada di tangan kita. Orang baik disuka banyak khalayak. Akan tetapi penyeru kebaikan dimusuhi banyak orang. Bertahanlah.

Tuesday 22 March 2016

Ini tentang kematian Abu Jahal. Konon, Abu Jahal adalah premannya Mekah waktu itu. Keberingasannya, kelakuannya, banyak warga Mekah yang takut dan ciut nyali padanya. Gertakannya, gelegar bentaknya, lototan matanya, menjadikan ia semakin garang dan menakutkan. Pada meyingkir setiap orang yang berpapasan dengannya.
Kerasulan Muhammad sampai juga di telinganya. Ia begitu geram dan murka orang-orang Mekah berbondong mengikuti Agama Muhammad. Kemarahannya makin memuncak tatkala satu demi satu tetangganya mengikuti, taat, patuh kepada pembawa risalah baru. Ia makin pongah. Dihajarnya setiap orang yang ia jumpai memeluk keyakinan yang dibawa Muhammad. Demikia pula Muhammad sendiri juga menerima amukan Abu Jahal. Meski Muhammad adalah kerabatnya.
Sampai suatu ketika, laknat Allah swt datang padanya. Allah swt mempermalukan keberingasannya. Siapa sangka orang yng begitu beringas kejam, ditakuti banyak orang, takluk oleh seorang sahabat yang fisiknya mungil. Abdullah bin Mas'ud orangnya. Abu Jahal yang berkali-kali menyiksa melukai para sahabat yang kuat, yang gagah, tapi takluk di tangan sahabat mungil, Abdullah bin Mas'ud.
Abu Jahal yang bahkan pernah melukai Khalid bin Walid. Padahal siapa yang tak kenal Khalid bin Walid. Panglima perang yang selalu berjaya di medan laga. Memimpin pasukan hancurkan musuh. Panglima yang cerdik dengan siasat perangnya. Tapi ia mampu dilukai Abu Jahal.
Namun, bukan kegarangan keperkasaan yang mengalahkan Abu Jahal. Justeru ia kalah oleh sahabat yang mungil fisiknya.
Kisah itu menunjukkan bahwa Allah swt memberikan hikmah kepada kita, Allah swt pasti mengalahkan musuh-musuh-Nya bahkan dengan sangat irasional. Allah swt Maha Kuasa. Impossible is nothing. Kita punya doa dan Allah swt pasti kan kabulkan permintaan kita. Jika memang itu baik untuk kita.

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!