Friday 19 August 2011

Materi Pembelajaran PAI SMP kelas 9 semester 2

Standar Kompetensi:

Meningkatkan keimanan kepada Qadha dan Qadhar

Kompetensi Dasar:

1. Menyebutkan ciri-ciri beriman kepada qadha dan qadhar

2. Menjelaskan hubungan antara qadha dan qadhar

3. Menyebutkan contoh-contoh qadha dan qadhar dalam kehidupan sehari-hari

4. Menyebutkan ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan qadha dan qadhar.

Iman kepada qada dan qadar merupakan bagian rukun iman yang keenam, maka setiap muslim wajib percaya kepada qada dan qadar. Kita belum bisa dikatakan orang beriman kalau kita belum percaya akan adanya takdir Allah swt.

Perhatikan hadits berikut ini.

“Iman itu, ialah engkau iman (percaya) dengan yakin kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya kepada kitab-kitan-Nya kepada utusan-utusannya, kepada hari akhir dan yakin kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Dengan mendalami atau mempelajari materi tentang iman kepada qada dan qadar kita akan memperoleh banyak manfaat, di antaranya memperkuat keimanan dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Kalau iman dan takwa kita meningkat maka kita akan dicintai dan disayangi oleh Allah swt. Kalau kita dicintai dan disayangi oleh Allah swt maka kita akan mendapatkan kebahagiaan hidup, kesejahteraan, dan dicintai setiap orang.

A. Hubungan antara Qada dan Qadar

Menurut bahasa, qada berarti ketetapan atau keputusan. Sedangkan menurut istilah qada adalah kehendak atau iradah Allah, sejak zaman azali. Qadar berarti ketentuan atau ukuran. Sedangkan qadar menurut istilah keputusan Allah pada seseorang berdasarkan ketetapan Allah beserta ikhtiar dan doanya dan dapat diketahui setelah terjadi. Dengan pengertian lain qada berarti ketentuan Allah yang belum berlaku, sedangkan qadar ketentuan yang telah berlaku atau telah terjadi.

Jadi iman kepada qada dan qadar berarti meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini adalah menurut hukum atau aturan yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Hal ini menunjukkan bahwa kekuasaan Allah itu sangat mutlak. Segala sesuatu yang terjadi di bumi ini telah ditentukan dan telah direncanakan oleh Allah.

Firman Allah SWT:

وَكُلُّ شَىْءٍ عِندَهُ بِمِقْدَارٍ

Artinya:

“Dan segala sesuatu pada sisi-Nya telah ditentukan.” (Q. S. Ar Ra’d: 8)

مَآأَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي اْلأَرْضِ وَلاَفِي أَنفُسِكُمْ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيرٌ

Artinya:

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (lauh mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Q. S. Al Hadid: 22).

Sebagai bukti adanya takdir Allah, antara lain:

1. Kapan dan di mana manusia lahir, manusia tidak dapat memilihnya.

2. Ketika lahir di dunia manusia tidak dapat memilih bapak dan ibunya, serta tidak dapat memilih bangsa dan tanah airnya.

3. Manusia tidak pernah bisa memilih jenis kelaminnya, bentuk, dan postur tubuhnya.

Manusia tidak pernah mengetahui kapan dan dimana meninggalnya semua itu rahasia Allah. Semua itu telah ditakdirkan oleh Allah, manusia tinggal menerimanya.

Ayat-ayat Al Quran yang berhubungan dengan qada dan qadar antara lain:

Artinya:

“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (Q.S An Nisä: 28)

Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia bersifat lemah. Sifat lemah bagi manusia merupakan takdir Allah, artinya sehebat apapun manusia pasti mempunyai keterbatasan atau kelemahan. Misalnya, dalam satu bidang. Apabila dibandingkan antara kekuasaan Allah dan manusia itu ibarat mencelupkan jari ke lautan, lalu angkat jarimu itu, dan air yang terbawa di jarimu itulah kekuasaan atau kemampuan manusia, sedangkan yang masih berada dalam lautan itulah kekuasaan Allah. Hal ini merupakan isyarat bagi manusia supaya tidak takabur.

Perhatikan firman Allah SWT berikut ini!

إِنَّا كُلَّ شَىْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ

Artinya:

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (Q.S. Al Qamar: 49)

Ayat di atas merupakan bukti bahwa Allah dalam menciptakan segala sesuatu sesuai dengan ukuran masing-masing. Inilah yang sering disebut dengan hukum alam atau menurut bahasa Al Quran Sunnatullah. Misalnya: unsur-unsur air terdiri atas H2O, besi kalau dipanaskan sampai 10000C akan mencair, dan sebagainya. Itu semua merupakan takdir Allah SWT.

Sekalipun manusia telah ditentukan atau ditakdirkan, bukan berarti bahwa kita hanya bermalas-malasan saja, atau hanya berpangku tangan dan hanya menunggu datangnya takdir. Sikap demikian merupakan sikap yang sangat keliru, yang benar adalah kita harus berusaha dan berikhtiar segiat mungkin dengan harapan tercapai apa yang kita inginkan.

Allah telah berfirman sebagai berikut:

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Artinya:

“Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu.”(Q.S. At Taubah: 105)

Di samping berusaha, berikhtiar atau bekerja keras, hendaknya jangan lupa berdoa kepada Allah. Bahwasanya Allahlah yang menentukan berhasil atau tidaknya usaha seseorang. Berdoa juga merupakan usaha atau ikhtiar, yaitu usaha secara batiniyah.

Sebagaimana firman Allah swt.

Artinya:

“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (Q.S. Al Mukmin: 60)

B. Macam-Macam Takdir

Macam-macam takdir ada dua, yaitu:

1. Takdir Mubram

Takdir mubram yaitu takdir yang harus terjadi dan harus diterima oleh semua makhluk, dan tidak dapat dielakkan lagi.

Misalnya: jenis kelamin, warna kulit, kelahiran atau kematian, terjadinya kiamat, dan sebagainya.

Firman Allah tentang kematian seorang tidak dapat dimajukan dan tidak dapat diundurkan.

Artinya:

“Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya.” (Q. S. Yünus: 49)

2. Takdir Mu’allaq

Takdir mu’allaq yaitu takdir yang dapat berubah sesuai dengan ikhtiar manusia, jika Allah menghendakinya.

Misalnya: kaya, miskin, kesehatan, sukses belajar, dan sebagainya.

Perhatikan firman Allah SWT dalam surat Ar Ra’du ayat 11.

Artinya:

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Q.S. Ar Ra’d: 11)

C. Fungsi Iman kepada Qada dan Qadar

Iman kepada qada dan qadar dengan pengertian yang sebenarnya akan mempunyai pengaruh positif yang sangat besar. Karena kepercayaan yang salah terhadap qada dan qadar akan menyebabkan seseorang tidak mau berikhtiar dalam merubah keadaan dirinya sendiri.

Fungsi iman kepada qada dan qadar, antara lain:

1. Jika bertindak benar, seseorang menjadi pemberani dan tidak takut menghadapi siapa pun dan resiko apapun.

2. Menjadikan seseorang rajin berikhtiar, karena segala sesuatu merupakan takdir Allah dan kita tidak dapat mengetahui takdir, sehingga kita harus berusaha semaksimal mungkin sebelum takdir itu datang.

3. Memberikan keseimbangan jiwa, sehingga dalam menghadapi segala persoalan hidupnya akan tenang dan tenteram, dan tidak akan pernah berkeluh kesah dalam menghadapi ketentuan Allah.

4. Meningkatkan iman dan takwa kepada Allah dengan dinamis serta menumbuhkan perasaan optimis, dan dapat membangkitkan rasa penuh harapan, menghilangkan rasa putus asa, sehingga setiap keberhasilan dan kegagalan dianggap sebagai ujian baginya.

5. Menghilangkan perasaan sombong/takabur, dan membanggakan diri dalam menghadapi keberhasilan.

6. Memberikan jalan yang terang bagi manusia, sehingga tidak menyalahgunakan takdir untuk kemaksiyatan.

7. Memberi kemantapan hati untuk memilih yang hak (benar) dari pada yang batil (sesat).

8. Membentuk sikap sabar dalam diri manusia, menumbuhkan keteguhan hati.
Categories:

2 komentar:

Unknown said...

pusing pak

nuha wachidaa said...

ganti warna tulisan yang gelap biar bisa dibaca -_- https://nurhanifwachidah.blogspot.co.id/

Post a Comment

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!