Monday 30 May 2011

Pertengahan Desember, dua puluh tiga tahun lalu, Harakah al-Muqawwamah al-Islamiyah atau Hamas lahir. Sejak 14 Desember 1987, Hamas telah mendeklarasikan diri sebagai sebuah gerakan politik Islam dan perlawanan atas penjajahan Israel.

Hamas yang secara harfiah berarti Gerakan Pertahanan Islam telah mewarnai perjuangan rakyat Palestina. Terlebih lagi ketika ia melahirkan sayap militer Brigade Izzuddin al-Qassam awal 90-an. Sejak itu pula, muncul harapan baru dalam sejarah gerakan dan perlawanan bangsa Palestina.

Selama 23 tahun Hamas telah memberikan model unik dalam interaksi dengan gerakan lain, dapat mengawinkan antara konsekuensi sebagai sebuah faksi dan kepentingan nasional.

Pada 2005 Hamas mampu memaksa militer Israel mundur dari Jalur Gaza dan sebagian Tepi Barat. Ini terjadi berkat perjuangan dan pengorbanan serta syahidnya sebagian besar pemimpin dan pendirinya.

Setahun kemudian, ia memenangkan pemilu legislatif Palestina. Inilah titik kulminasi kebencian Israel, AS dan Barat terhadap Hamas. Kemenangan ini diboikot oleh kaum yang mengaku sebagai kampiun demokrasi.

Hamas dikucilkan, dikerdilkan dan dicap sebagai organisasi teror. Namun Hamas tiada peduli. Walau tanpa parlemen, perjuangannya tetap padu dan tak pernah goyah; mengenyahkan penjajahan Israel di bumi Palestina.

Puncaknya terjadi dua tahun lalu, ketika Israel secara membabi-buta menyerang Gaza. Lagi-lagi Hamas mampu melalui ujian ini dengan tegar dan konsisten. Israel kembali menarik serdadunya dari Gaza.

Bagaimanapun jua, Hamas telah menjadi fenomena dan mengakar di hati publik Palestina dan Arab. Gerakan ini memiliki visi yang jelas, langkah yang kokoh dalam mencapai tujuan membebaskan Palestina dan menegakkan pemerintahan dan kekuasaan berdasarkan Islam yang hanif.

Tak dipungkiri, saat ini Palestina terus dikepung dan dihabisi hingga tetes darah terakhir. Setiap jengkal tanahnya dirampas kaum Zionis, penduduknya diusir dan dibunuh hampir tiap hari. Namun Hamas masih dan akan terus eksis di sana. Perjuangan masih panjang.

Ada dua hal yang paling menakutkan Israel; Intifadhah dan Hamas. Keduanya memang berhubungan erat, namun yang terakhir adalah mimpi terburuk bagi Israel. Mimpi yang akan terus menghantui rezim Zionis sampai kapan pun mereka mencoba mengangkangi Palestina.

Categories:

0 komentar:

Post a Comment

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!